Masih jelas di ingatan kita bagaimana tsunami telah meluluhlantakkan kota Aceh
dan sekitarnya. Ratusan ribu orang tewas mengenaskan. Puluhan ribu jiwa pun
dinyatakan hilang tak jelas dimana jasadnya berada. Kerukasan di mana-mana,
yang tersisa hanyalah bekas-bekas reruntuhan bangunan. Tidak hanya di Aceh, tsunami yang berpusat di Samudera Hindia
itu juga mengimbas ke beberapa negara lainnya seperti Thailand, India,
Maladewa, Somalia, Sri Lanka, dan Myanmar. Sangat memilukan, tsunami terdasyat di abad ini telah
menyisakan luka yang dalam bagi para korban. Sebagai masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir pantai barat Sumatera, kita harusnya memahami apa itu tsunami, supaya kejadian di Aceh pada 26
Desember 2004 yang lalu, tidak terulang lagi.
Tsunami adalah istilah yang berasal dari Bahasa
Jepang. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang. Secara umum, tsunami diartikan sebagai gelombang laut
yang besar di pelabuhan. Dengan bebas, kita bisa mendeskripsikan tsunami sebagai gelombang laut yang
sangat besar (periode panjang) yang disebabkan oleh adanya gangguan di dasar
laut . Gangguan-gangguan tersebut bisa berupa gempa tektonik di dasar laut,
erupsi gunung vulkanik (meletusnya gunung api) di dasar laut, adanya longsoran
(land-slide) di dasar laut, atau
disebabkan oleh jatuhnya meteor di laut.
Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang laut
yang ditimbulkan oleh gaya gesek angin, berbeda pula dengan gelombang pasang
surut yang ditimbulkan oleh gaya tarik benda angkasa. Ciri-ciri gelombang tsunami adalah memiliki periode
gelombang berkisar anatara 10-60 menit (Barber,
1969), panjang gelombangnya besar (bisa mencapai puluhan kilometer),
kecepatan rambatnya di laut yang dalam (deep
sea) berkisar dari 400 sampai 1.000 km/jam (setara dengan kecepatan
pesawat). Kecepatan penjalaran tsunami
sangat tergantung dari kedalaman laut dan penjalarannya dapat mencapai ribuan
kilometer dari pusatnya.
Setelah mengetahui apa itu
tsunami, sekarang kita juga perlu memahami tanda-tanda terjadinya tsunami. Tanda-tandanya yaitu terjadi
gempa di laut, air laut surut mendadak dan tiba-tiba, timbul bau garam dan
angin dingin di pantai (hal ini menunjukkan bahwa di laut lepas sedang terjadi
turbulensi air laut), adanya suara yang tidak normal (bergemuruh). Bila
tanda-tanda ini terjadi, segera lah menjauh dari pantai. Jangan terpaku dengan
ikan-ikan yang menggelepar di pantai yang mendadak kering.
Bencana tsunami memang tidak dapat diprediksi secara pasti, sebagaimana
kita memprediksi cuaca dan iklim. Namun bukan berarti kita tidak bisa
mengurangi dan meminimalisir dampak yang ditimbulkannya. Dengan memahami apa
itu tsunami, setidaknya itu menjadi
langkah awal menuju “Masayarakat Siap Menghadapi Bencana”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar