Selasa, 23 Juni 2015

JENIS-JENIS MAGNITUDE

a.     Magnitude Local (ML)


Pertama kali diperkenal oleh Richter diawal tahun 1930-an dengan menggunakan data kejadian gempa wilayah California yang direkam oleh seismograf Woods-Anderson.




Saat ini penggunaan Magnitude Lokal sangat jarang karena pemakaian seismograf Woods-Anderson yang tidak umum. Selain itu, rumus empiris ini dibuat berdasarkan rekaman gempa untuk wilayah California sehingga penggunaannya terbatas untuk daerah tersebut.

b.      Magnitude Body (Mb)

Magnitude ini didefinisikan berdasarkan catatan amplitude dari gelombang P yang menjalar melalui bagian dalam bumi (Lay T. and Wallace T.C. 1995).



c.     Magitude Permukaan (Ms)












Persamaan ini digunakan hanya untuk gempa dengan kedalaman sekitar 60 Km. Hubungan antara Mb dengan Ms dapat dilihat pada rumus di samping.


d.     Magnitude Momen (Mw)

Kekuatan gempabumi sangat terkait dengan energi yang dilepaskan oleh sumber gempa. Dalam penjalarannya, energi mengalami pelemahan absorbsi dari batuan yang dilaluinya. Berdasarkan teori elatik rebond, diperkenalkan istilah momen seismik.



Secara empiris hubungan antara momen seismik dan magnitude permukaan dapat dirumuskan sebagai berkut :



Kanamori (1997) dan Lay T & Wallace T.C, (1995) memperkenalkan magnitude momen (moment magnitude) yaitu suatu tipe magnitude yang berkaitan engan momen seismika namun tidak bergantung pada besarnya magnitude permukaan.


Magnitude momen dapat menyatakan jumlah energi yang dilepaskan dari sumber gempabumi dengan lebih akurat.







e.     Magnitude Durasi (MD)

Magnitude durasi adalah penentuan magnitude gempabumi berdasarkan lamanya getaran gempabumi yang terekam oleh seismograf.

Orang pertama yang menggunakan durasi signal dalam penentuan magnitude adalah ilmuan Hungaria Bisztriczany (1958). Bisztriczany melakukan estimasi magnitude durasi menggunakan data durasi signal yang direkam di stasiun Budapest, Praha dan Warsawa dengan rumus :


Pada tahun 1972, dua penelitian tentang magnitude durasi dilakukan oleh beberapa orang llmuan Amerika Serikat. Kedua penelitian inilah yang berperan dalam penyebarluasan magnitude durasi (Lee, W.H, 1972). Penelitian pertama dilakukan oleh Lee, dkk. di daerah California Tengah. Penelitian kedua dilakukan oleh Crosson di daerah Washington. Kelebihan dari metode yang digunakan pada kedua penelitian tersebut adalah skala magnitude durasi yang dihasilkan memilikirelasi dengan World Standard Richter Magnitude Scale.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar